Blogger Themes

Selamat Datang di Blog resmi MIN HAMAYUNG Kec. Daha Utara Kab. Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan

Thursday, 28 June 2012

Perpisahan dan Kenaikan Kelas 2012

Tak terasa satu tahun sudah kebersamaan. Setumpuk suka dan cerita duka menghias lembaran perjalanan proses belajar mengajar di MIN Hamayung untuk tahun pelajaran 2011/2012. Bukanlah sebuah waktu yang singkat untuk mencetak sebuah generasi, memoles akhlak, dan mengisi khazanah pengetahuan mereka dengan ilmu - ilmu yang bermanfaat.

Kamis, 28 Juni 2012 merupakan hari yang terakhir sekaligus akan jadi hari yang penuh kenangan bagi siswa dan siswi kelas enam. Hari ini merupakan hari perpisahan bagi mereka yang telah menamatkan pendidikan di MIN Hamayung. Kesedihan yang mendalam terlukis dari wajah  - wajah mereka meski telah bersolek cantik dengan makeup dan busana kebaya. Tergambar pula raut muka penuh haru dari wajah para siswa yang mengenakan kemeja putih lengan panjang berdasi serta celana panjang hitam. Segenap rasa tumpah ruah saat ini. Rasa bangga telah berhasil lulus dari Ujian Akhir dan menamatkan pendidikan 6 tahun penuh perjuangan sekaligus rasa haru karena akan berpisah dari guru yang telah susah payah membimbing dan mendidik mereka selama ini serta dengan adik - adik kelas yang kerap jadi teman bermain dan bercanda ria.

Aransmen musik keyboard mengiringi khidmatnya lagu hymne guru dan lagu - lagu lainnya sebagai ungkapan rasa terima kasih siswa terhadap kebaikan dan bakti guru mereka yang tak pernah memungut tanda jasa. Butiran airmata turut menghias panggung hijau lumut, mengukirkan sebuah lara yang akan mengendap ke setiap dada siswa. terlintaslah kenangan saat pertama kali menginjakkan kaki di MIN Hamayung, bertukar waktu.. semula asing menjadi akrab, dari bukan siapa - siapa jadi kerabat. Tentu sulit untuk menghapus semua kenangan itu dari ingatan. Sebuah perpisahan tidak serta merta bisa langsung menguburnya ke masa silam.
 
Selamat berpisah anak  - anak kami tersayang.
cukuplah segala yang terbaik yang pernah ada disini kita simpan sebagai kado kenangan dan jangan pernah musnah dalam ingatan.

Teruslah MENGUKIR PRESTASI CEMERLANG
dan JEMPUTLAH MASA DEPANMU YANG GEMILANG























Saturday, 23 June 2012

Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun Pelajaran 2012/2013

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Hamayung kembali membuka Pendaftaran Peserta Didik Baru untuk Tahun Pelajaran 2012/2013


SYARAT DAN KETENTUAN


  1. Pendaftaran tidak dipungut biaya ( gratis ).
  2. Waktu Pendaftaran : 18 Juni 2012 sampai dengan 7 Juli 2012 ( Senin s.d. Sabtu pukul 08.00 s.d. 11.00 wita ).
  3. Tempat Pendaftaran : MIN Hamayung.
  4. Usia Anak minimal 6 ( enam ) Tahun.
  5. Menyerahkan :
a.     Photo copy  Akte Kelahiran / Kartu Keluarga sebanyak 2 ( dua ) lembar.
b.    Photo copy Ijazah TK / RA sebanyak 2 ( dua ) lembar dilegalisir (  bagi lulusan TK / RA ).
  1. Bagi yang terdaftar dan sah menjadi siswa/i baru MIN Hamayung dan mengikuti proses pembelajaran selama dua bulan lebih akan mendapatkan seragam Batik Sasirangan.
  2. Bersedia mentaati Peraturan dan tata tertib yang berlaku di MIN Hamayung. 

Wednesday, 6 June 2012

7 Faktor Penyebab Pendidikan Indonesia Buruk

1. PEMBELAJARAN HANYA PADA BUKU PAKET


Di Indonesia telah berganti beberapa kurikulum dari KBK menjadi KTSP. Hampir setiap menteri mengganti kurikulum lama dengan kurikulum yang baru. Namun adakah yang berbeda dari kondisi pembelajaran di sekolah-sekolah? TIDAK. Karena pembelajaran di sekolah sejak jaman dulu masih memakai KURIKULUM BUKU PAKET. Sejak era 60-70an, Pembelajaran di kelas tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Apapun kurikulumnya, guru hanya mengenal buku paket. Materi dalam buku paketlah yang menjadi “ACUAN” pengajaran guru. Sebagian Guru Tidak pernah mencari sumber refrensi lain sebagai acuan belajar.



2. PEMBELAJARAN DENGAN METODE CERAMAH 



Metode pembelajaran yang menjadi favorit guru mungkin hanya satu, yaitu metode berceramah. Karena berceramah itu mudah dan ringan, tanpa modal, tanpa tenaga, tanpa persiapan yang rumit, Metode ceramah menjadi metode terbanyak yang diapakai guru karena memang hanya itulah metode yang benar-benar di kuasai sebagain besar guru. Pernahkah guru mengajak anak berkeliling sekolahnya untuk belajar ? Pernahkah guru membawa siswanya melakukan percobaan di alam lingkungan sekitar ? Atau pernahkah guru membawa seorang ilmuwan langsung datang di kelas untuk menjelaskan profesinya? mungkin hanya satu alasannya, yaitu Biaya



3. KURANGNYA SARANA BELAJAR



Sebenarnya, perhatian pemerintah itu sudah cukup, namun masih kurang cukup. Pemerintah yang semangat memberikan pelatihan pengajaran yang PAIKEM (dulunya PAKEM) tanpa memberikan pelatihan yang benar-benar memberi dampak dan pengaruh. Malah sebaliknya, pelatihan metode PAIKEM oleh pemerintah dilaksanakan dengan hanya berupa Ocehan belaka



4. PERATURAN YANG TERLALU MENGIKAT



Ini tentang KTSP, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang seharusnya sekolah memiliki kurikulum sendiri sesuai dengan karakteristiknya. Namun apa yang terjadi? Karena tuntutan RPP, SILABUS yang “membelenggu” kreatifitas guru dan sekolah dalam mengembangkan kekuatannya. Yang terjadi RPP banyak yang jiplakan (bahkan ada lho RPP dijual bebas, siapapun boleh meniru). Padahal RPP seharusnya unik sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah. Administrasi-administrasi yang “membelenggu” guru, yang menjadikan guru lebih terfokus pada administrator, sehingga guru lupa fungsi utama lainnya sebagai mediator, motivator, akselerator, fasilitator, dan lainnya



5. GURU TIDAK MENANAMKAN SOAL "BERTANYA"



Lihatlah pembelajaran di ruang kelas. Sepertinya sudah diseragamkan. Anak duduk rapi, tangan dilipat di meja, mendengarkan guru menjelaskan. seolah-olah Anak “Dipaksa” mendengar dan mendapatkan informasi sejak pagi sampai siang, belum lagi ada sekolah yang menerapkan Full Days. Anak diajarkan cara menyimak dan mendengarkan penjelasan guru, sementara kompetensi bertanya tak disentuh. Anak-anak dilatih sejak TK untuk diam saat guru menerangkan, untuk mendengarkan guru. Akibatnya Siswa tidak dilatih untuk bertanya. Siswa tidak dibiasakan bertanya, akibatnya siswa tidak berani bertanya. Selesai mengajar, guru meminta anak untuk bertanya. Heninglah suasana kelas. Yang bertanya biasanya anak-anak itu saja.



6. METODE PERTANYAAN TERBUKA TIDAK DIPAKAI



Salah satu ciri negara FINLANDIA yang merupakan negara ranking pertama kualitas pendidikannya adalah dalam ujian guru memberkan soal terbuka, siwa boleh menjawab soal dengan membaca buku. Sedangkan Di Indoneisa? tidak mungkin, guru pasti sudah berfikir, "nanti banyak yang nyontek dong,"  begitu kata seorang guru. Guru Indonesia belum siap menerapkan ini karena masih kesulitan membuat soal terbuka. Soal terbuka seolah-olah beban berat. Mendingan soal tertutup atau soal pilihan ganda, menilainya mudah, begitu kira-kira alasan guru sekarang.



7. FAKTA TENTANG MENYONTEK



Siswa menyontek itu biasa terjadi. tapi, guru tidak akan lelah untuk memperingatkannya, Tapi apakah kalian tahu kalau "guru juga menyontek" ? Ini lebih parah. Lihatlah tes-tes yang diikuti guru, tes pegawai negeri yang di ikuti guru, menyontek telah merasuki sosok guru. guru aja menyontek apalagi siswanya.





nah... mungkin itulah beberapa sebab yang berakibat pada kemajuan Pendidikan di Indonesia, dan Mohon maaf apabila ada yang merasa tersinggung


Sumber: http://hajingfai.blogspot.com

Friday, 1 June 2012

Kerja Keras membuahkan hasil WTP pada Kementerian Agama

Jakarta (Pinmas)—Irjen Kementerian Agama M. Suparta mengakui, predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diberikan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Kementerian Agama Tahun 2011, merupakan hasil kerja keras seluruh jajaran kementerian tersebut.

“Ini merupakan hasil kerja keras semua jajaran Kemenag,” katanya sambil mengucapkan rasa syukur di Jakarta, Rabu (30/5).

Dalam dua hingga tiga tahun terakhir, di jajaran Kementerian Agama memang terjadi perubahan dan perbaikan besar-besaran. Pradigma baru di kalangan jajaran Kemenag membawa perubahan pula terhadap kinerja para karyawan.
“Bagi saya, ini prestasi sangat luar biasa,” jelas Suparta.

Kendati prestasi itu telah diraih, Suparta melanjutkan, hal itu jangan membuat seluruh jajaran Kementerian Agama lantas mengendur kinerjanya. Kewaspadaan harus tetap tinggi lantaran mempertahankan prestasi yang terbaik itu jauh lebih berat dari pada meraihnya.

Kedepan, jajaran Kemenag harus menjadi barisan terdepan di antara kementerian lain. Hal ini memang tidak mudah. Apalagi di Kementerian Agama memiliki 4474 Satuan Kerja (Satker). Di kementerian lain, gak ada Satker sebanyak itu. Namun ia menegaskan bahwa hal itu bisa diatasi selama seluruh karyawan bekerja memegang aturan yang berlaku dengan didukung kerja ikhlas.

Kata kuncinya, kata Suparta, kerja ikhlas dengan disusul keteladanan. WTP adalah prestasi luar biasa yang dicapai kementerian ini sehingga kedepan, untuk mempertahankannya, tidak ada pilihan lain harus bekerja lebih keras lagi sesuai aturan yang berlaku sebagai acuannya.
Sementara itu Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenag Zubaedi mengatakan hingga kini belum mendapat kejelasan bahwa Kemenag mendapat predikat WTP. Ibarat keputusan dari Mahkamah Agung (MA), pihaknya belum mendapat salinan putusan. Tetapi, dari laporan yang didengar, ia membenarkan predikat tersebut memang benar diterima Kemenag.

Sejauh ia ketahui, upaya untuk mendapatkan WTP sudah lama dicanangkan Menag Suryadharma Ali. Banyaknya Satker di lingkungan Kemenag sesungguhnya bukan hambatan untuk mendapatkan predikat WTP. Justru itu harus diraih. Tentu prosedur untuk mencapai hal itu dilakukan dengan tetap mengindahkan aturan yang ada, berjalan sesuai dengan “on the track”, katanya.

Proses perencanaan hingga pelaksanaan dan pelaporan harus akuntabel. Tentu di dalamnya mengandung pengertian menghindari penyimpangan. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di setiap Satker diperkuat, ia menjelaskan.

Ia menambahkan, rekrutmen tenaga akuntan yang kompeten beberapa tahun silam ternyata ikut mengubah wajah Kemenag. Dengan begitu, ekspektasi masyarakat yang menghendaki wajah Kemenag “bersih” dari tindakan tercela, dapat dijawab saat Kemenag mendapat WTP. Karena tuntutan masyarakat demikian tinggi, tentu ke depan harus lebih keras lagi bekerja dan berhati-hati. (ant/ess)


 Sumber : http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=94406



Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...