Blogger Themes

Selamat Datang di Blog resmi MIN HAMAYUNG Kec. Daha Utara Kab. Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan

Saturday, 2 April 2011

Antara Ayah, Anak, dan Burung Gagak

Pada suatu petang, seorang tua bersama anak mudanya yang baru menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang - bincang di halaman sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka. Tiba - tiba seekor burung gagak hinggap di ranting. Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya, " Nak, apakah benda itu ? "

" Burung gagak, " jawab si anak.

Si ayah mengangguk - angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi mengulangi pertanyaan yang sama. Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi, lalu menjawab dengan sedikit kuat, " Itu burung gagak, ayah ! "

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama. Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan yang sama diulang - ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, " BURUNG GAGAK !!" Si ayah terdiam seketika.

Namun, tidak lama kemudian, sekali lagi sang ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, " itu burung gagak, ayah ! " Agak mengejutkan si anak karena si ayah sekali lagi membuka mulut hanya untuk pertanyaan hal yang sama. Dan kali ini si anak benar - benar hilang sabar dan menjadi marah.

" Ayah, saya tak tahu ayah paham atau tidak. Tapi sudah lima kali ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan jawabannya. Apalagi yang ayah mau saya katakan ??? Itu burung gagak, burung gagak, ayah ! " kata si anak dengan nada yang begitu marah.

Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang kebingungan. Sesaat kemudian, si ayah keluar lagi dengan sesuatu di tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram dan bertanya - tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama. " Coba kau baca apa yang pernah ayah tulis di dalam diary ini, " pinta si ayah.

Si anak setuju dan membaca paragraf yang berikut.

Hari ini, aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima tahun. Tiba - tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, " Ayah, apa itu ? " Dan, aku menjawab, " Burung gagak. "

Walau bagaimanapun anakku terus bertanya soal yang serupa, dan aku menjawab dengan jawaban yang sama. Sehingga 25 kali anakku bertanya demikian dan demi rasa cinta dan sayangku, aku terus menjawab untuk memenuhi perasaan ingin tahunya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan yang berharga untuk anakku kelak.

Setelah selesai membaca paragraf tersebut, si anak mengangkat muka memandang wajah si ayah yang kelihatan sayu. Si ayah dengan perlahan bersuara, " Hari ini, ayah baru bertanya kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali dan kau telah hilang kesabaran serta marah. "

Lalu, si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki ayahnya memohon ampun atas apa yang telah ia perbuat.

Jagalah hati dan perasaan kedua orang tua anda, hormatilah mereka. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangimu di waktu kecil.

Allahummaghfirli wa liwalidayya warhamhuma kama rabbayani shagira.

( Dari buku : Kisah lima monyet dan Bill Gates karangan Abdul Azid Muttaqin )

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...